Minggu, 09 Desember 2012

Melacak Makna Sebuah Kemerdekaan

Untuk kesekian kalinya saya berujar bahwa bulan Agustus adalah bulan yang sangat bersejarah bagi saya pribadi. Diluar semua itu, hal tersebut pun terkait dengan peradaban sejarah bangsa kita, bangsa Indonesia. Dimana, setiap tanggal 17 Agustus, berbagai acara untuk memeriahkan hari ulang tahun kemerdekaan bangsa tercipta. Banyak cara untuk memeriahkan ulang tahun kemerdekaan bangsa kita tersebut. Diantaranya terdapat kesibukan-kesibukan berbagai kalangan yang merayakannya dengan mengadakan berbagai perlombaan dan hiburan.
Seandainya saja terdapat diantara sebagian kalangan yang bisa dikatakan salah kaprah atau kurang tepat dalam mencari atau menafsirkan makna kemerdekaan, tentu hal tersebut tidak bisa disalahkan begitu saja. Karena hal yang lebih penting adalah memanfaatkan semaksimal mungkin perayaan kemerdekaan itu sendiri. Dan memang banyak cara yang bisa dilakukan untuk lebih mendukung perayaan kemerdekaan. Selebihnya, yang terpenting hanyalah bagaimana meneruskan perjuangan kemerdekaan itu sendiri secara general, termasuk didalamnya menuju kebebasan finansial, memperkecil jumlah pengangguran dengan memperluas lapangan dan kesempatan kerja, dan lain-sebagainya. Lantas, apakah hal tersebut sudah mencerminkan kesadaran orang-orang Indonesia untuk dapat mempertahankan kemerdekaan ini? Atau mungkin masih tersirat pertanyaan, sudahkah kita merdeka?
Sedikit teringat untaian kata-kata seorang musisi ditengah-tengah konsernya tadi malam (Iwan Fals), kurang-lebihnya; “Bangsa kita memang telah merdeka, sementara yang belum merdeka hanyalah diri kita dari godaan atau pengaruh syaiton”. Jika dicermati dengan seksama, hal tersebut merupakan sebuah tantangan bagi kita semua untuk dapat membenahi diri. Lalu, yang justru menjadi pertanyaan berikutnya, bagaimana kita menyikapi semua tantangan itu, ataukah kita justru terbuai dengan berbagai kamuflase saat ini? Jawaban semua itu kembali pada masing-masing hati nurani, tiada lain instrospeksi diri dalam hidup secara sadar.
Waktu bergulir tanpa terasa, kemerdekaan Indonesia sudah menapaki tahun ke-66. Jika kita mengibaratkannya sebagai makhluk hidup, berarti secara psikologis usia tersebut adalah usia yang bisa dikatakan sudah mendekati tahap lanjut. Oleh karena itu, tidak ada salahnya jika kemudian kita dituntut untuk selalu menjaga kondisi yang ada. Sebab, jika tidak maka kita akan mudah diserang berbagai macam gangguan dan ancaman. Salah-satunya adanya fenomena berkeliarannya teroris akhir-akhir ini, yang dengan mudahnya mempengaruhi segelintir orang untuk melakukan perbuatan yang sangat keliru jika dicermati dari sudut pandang apapun. Sudah seharusnya menjadi pelajaran berharga untuk lebih berhati-hati, yang senantiasa berujung pada pencegahan sebelum terjadi hal-hal yang lebih merugikan lagi. Oleh karena itu, tidak ada salahnya jika perayaan ke-66 tahun ini kita dituntut untuk lebih merenungkan kembali makna nyata sebuah kemerdekaan, lebih mawas diri dan senantiasa selalu berpikir positif serta optimis guna mendukung suatu harapan menuju suatu perubahan yang lebih baik. Disisi lain, tidak ketinggalan pejabat publik atau kaum elite politik pun diharapkan mampu untuk introspeksi dengan semestinya. Wallahu’alam bishowab.
Asa diri menjemput impian, kehidupan yang lebih baik. Dirgahayu Republik Indonesia. Merdeka!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar